Wednesday 21 May 2014

Ulasan Mengenai Istilah Naskah

Salam, 

Berikut sedikit ulasan mengenai naskah (untuk pengertian lebih jelas bisa dilihat pada teori filologi),


Naskah berasal dari bahasa Arab yaitu ‘نسخه (nuskhah) yang berarti salinan, turunan (Bisri,Adib & Munawir.1999:718).
Secara istilah naskah dalam kegiatan filologi adalah bahan tulisan tangan dalam bentuk perangkat keras yang ril yang dapat dilihat dan diraba[1].

Wujud fisik naskah ini di Belanda disebut handscript’ disingkat ‘HS’naskah tunggal’ dan ‘HSS’ jamak. Di Inggris disebut manuscript disingkat ‘MS’ naskah tunggal ‘MSS’ jamak.
Pada era Romawi Barat istilah wujud naskah ini dikenal dengan nama codex’ yang berarti ‘buku’. Bahan yang digunakan untuk membuatnya terbuat dari kulit binatang. Pada era sebelumnya (Iskandariah), istilah wujud naskah ini berupa gulungan bahan yang memanjang (disebut : perkamen:pergament:pergamum) dan bahan yang terbuat dari papyrus’ bahan dari daun yang tumbuh disepanjang sungai Nil sekitar abad pertengahan Masehi. Bahan tersebut diperdagangkan di Syiria dekat dengan Babylonia (Reynold dan Wilson, 1978 : 2-3).

Maka dari itu, masalah wujud fisik ini melahirkan ilmu yang khusus mengkaji wujud fisik naskah yang disebut dengan ‘kodikologi’, kata tersebut diambil dari kata codex’ yang berarti wujud naskah dan logos’ yang berarti ilmu, jadi ‘ilmu tentang wujud naskah’. Demikian ulasan mengenai naskah, semoga bermanfaat. Wassalam.


Daftar Pustaka:

 

 
-Munawwir, Ahmad Warson. 1989. Kamus Al-Munawwir. Krapyak: Pondok Pesantren Al-Munawwir.

-Reynold, L.D & Wilson, N.G. Scribes and Shcolars. Clarendon Press Oxford. London. 



[1] Diktat kuliah Prof. Dr. Syarif Hidayat (guru besar Unpad).

Metode Kritik dan Edisi Teks



Salam,

Berikut sedikit pemaparan mengenai metode kritik/edisi teks,

            Menurut Nabilah Lubis (1996 : 891) edisi teks adalah rekonstruksi teks dengan tujuan menyusun kembali teks sesuai dengan teks aslinya atau mendekati aslinya.
            Dalam hal merekonstruksi teks mendekati aslinya memang membutuhkan metode atau langkah-langkah sistematis yang bisa mengantarkan peneliti sampai pada hasil yang memuaskan.
            Perlu diketahui pula oleh peneliti dalam proses rekonstruksi teks ini dipenuhi kegiatan kritik teks. Maka, pada beberapa literatur beberapa metode di bawah ini disebut metode kritik teks. Menurut Baned dkk, (1994 : 66 -68) berdasarkan edisi-edisi yang telah ada, dapat dicatat beberapa metode yang pernah diterapkan ; metode intuitif, metode objektif, metode gabungan, metode landasan, metode naskah tunggal (diplomatik dan standar). Untuk penjelasan masing-masing metode kritik dan edisi teks tersebut bisa dilihat pada postingan lainnya. Terima kasih, semoga bermanfaat. Wassalam.

Daftar Pustaka:


-Baried, Baroroh,dkk.1994. Pengantar Teori Filologi. BPPF. Yogyakarta.

 
-Lubis,Nabilah.1996. Teori, Metode Penelitian Filologi. UIN Syarif Hidayatullah Publish. Jakarta.





Metode Pencatatan Naskah

Salam,
Berikut akan dipaparkan sedikit mengenai metode pencatatan dalam penelitian filologi,



Metode Pencatatan Naskah

            Pengumpulan dan penyeleksian naskah menurut hemat penulis. Metode ini dalam hal kegiatan penelitian filologi erat kaitannya dengan keadaan kodikologis suatu naskah yang sedang diteliti, dan di dalam kegiatan ini terdapat pula kritik teks/tekstologi naskah, yang berupa studi stema untuk menentukan naskah mana yang akan diedisi  dan metode teks yang akan dipakai selanjutnya.
            Menurut Baned dkk (1994 : 65) apabila peneliti telah menentukan naskah mana yang akan diteliti, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencatat naskah dan teks yang memiliki judul sama  baik yang termuat dalam katalog atau yang masih berada di masyarakat, baru setelah itu dilakukan penyampaian naskah-naskah tersebut yang. Metode ini bisa disederanakan melalui cara kerja yang dikemukakan oleh E. Djamaris (1977 : 23 -29) yang memberikan penawaran tentang cara kerja penelitian filologi tersebut dengan mengerjakan bebearpa langkah sebagai berikut:
a.       melakukan inventarisasi naskah dengan cara mendapatkan semua nskah yang ada kaaitan/hubungan dengan naskah yang akan diteliti baik dari katalog yang ada di perpustakaan-perpustakaan, museum, buku-buku yang membicarakan pernaskahan, penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pernaskahan maupun koleksi perorangan.
b.      Melacak naskah lain dan data lain yang ada hubungannya dengan isi naskah yang sedang diteliti.
c.       Membaca sejumlah naskah yang telah didapatkan.
d.      Mendeskripsikan naskah dengan cara menjelaskan keadaan naskah baik dari segi wujud seperti kertas, watermark, jilid, tinta, bentuk aksara, bahasa, kelengakapan bacaan, catatan mengenai isi naskah, dan pokok-pokok isi naskah.e
e.       Membandingkan naskah, hal ini dilakukan untuk mengatahui perbedaan-perbedaan di antara naskah-naskah yang ada, dan untuk mengatahui naskah yang lebih baik/dekat dengan asli, tua, dan mengetahui dasar-dasar penentuan naskah mana yang akan disunting.untuk memudahkan naskah yang akan disunting. Perlu penulis tambahkan setelah cara kerja di atas adalah menyusun stema naskah-naskah sehingga memudahkan dalam menentukan metode edisi teks.
f.        Susunan Stema
Stema dalam hal ini bisa termasuk sebagai metode, kerangka dari teori yang menyatakan bahwa naskah disalin, satu demi satu kesalahan yang sebelumnya pernah terjadi dalam naskah terus akan diturunkan ke naskah berikutnya (turun temurun) menurut Guest dalam (Lubis,Nabilah.  1996 : 77) yang kemudian dikembangkan oleh Lachmann di Eropa sekitar tahun 1930’an. Menurut hemat penulis kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam proses penyalinan naskah yang sedang diteliti tersebut tujuannya untuk membuat silsilah naskah sehingga didapat susunan stema yang terbentuk dari perbedaan, persamaan, di antara naskah kemudian sampai pada satu naskah yang dianggap mendekati asli.

Demikian pemaparan mengenai metode pencatatan naskah.Semoga bermanfaat.


Daftar Pustaka:


-Baried, Baroroh,dkk.1994. Pengantar Teori Filologi. BPPF. Yogyakarta.
 
-Djamaris, Edward. 1991. Metode Penelitian Filologi. Pusat Pengembangan, Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa. Jakarta.
 
-Lubis,Nabilah.1996. Teori, Metode Penelitian Filologi. UIN Syarif Hidayatullah Publish. Jakarta.

Pengantar Metode Penelitian Filologi

Salam,

Berikut akan dipaparkan sedikit tentang metode penelitian filologi;



Metode berasal dari bahasa Latin yakni ‘methodos’ terdiri dari gabungan akar kata ‘metha’ yang berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, dan kata ‘hodos’ yang berarti jalan, cara, arah. (Ratna, 2008 – 34). Pengujian lebih luasnya dari ‘methodos’ adalah cara-cara, strategi untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.
            Untuk memudahkan pemahaman peneliti metode bisa didefinisikan sebagai cara kerja ilmu pengetahuan, langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Metode bersifat spesifik dan terapan yang berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.
            Menurut sejarahnya metode pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles, yakni bahwa metode merupakan cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Hal tersebut ia kemukakan sebagai penolakannya terhadap pemikiran idealisme Plato[1]. Seperti halnya ilmu pengetahuan lainnya, filologi pun memiliki metode. Menurut Tommy Christommy dalam (Lubis,Nabilah. 1996 : 64) metode penelitian filologi berarti pengetahuan tentang cara, teknik atau instrumen yang dilakukan dalam pengkajian filologi. Pekerjaan utama seorang filolog menurut Harjati Soebdio adalah untuk mendapatkan kembali naskah yang bersih dari kesalahan yang memberi pengertian sebaik-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan pula sebagai naskah yang paling dekat dengan aslinya, dan pada perjalanannya filologi memiliki beberapa metode agar sampai pada tugas tersebut.
            Menurut Baned dkk, (1994 : 8) filologi sebagai satu disiplin studi dituntut memiliki metode yang memadai. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan metode dalam kerja filologi, yaitu:
a)      Pandangan tentang studi filologi  yang dilatari oleh sikapnya terhadap variasi.
b)      Kondisi sasaran dan objek kerjanya seperti yang terlihat pada materialnya pada sistem bahasa, sistem sastra, dan konvensi sosial budayanya.
c)      Besarnya jumlah peninggalan tulisan yang memuat teks dan yang bermacam-macam.
d)      Kondisi bacaan yang rusak dan korup.
e)      Macam tujuan kerja.

          Secara garis besar metode penelitian filologi bisa dibedakan menjadi dua yakni metode penelitian naskah tunggal dan metode penelitian naskah jamak.  Cara kerja keduanya diawali dengan metode pencatatan kemudian metode kritik teks/edisi teks. Adapun macam-macam metode kritik dan edisi teks, yakni metode intuitif, metode objektif, metode gabungan, metode landasan, metode diplomatik dan metode standar.

 Demikian sedikit pengantar tentang metode penelitian filologi, untuk mengetahui lebih jelas mengenai metode penelitian filologi bisa dilihat pada labels metode penelitian filologi. Semoga bermanfaat.Wasalam.


                [1] Idealisme Plato: Baginya pengetahuan dalam dunia inderawi merupakan pengingatan kembali atas pengetahuan yang didapatkan di dunia ide, sedangkan menurut Aristoteles pengetahuan berasal dari abstraksi pengalaman menuju ide dengan tahap-tahap tertentu.




Daftar Pustaka:

-Baried, Baroroh,dkk.1994. Pengantar Teori Filologi. BPPF. Yogyakarta.
 
-Lubis,Nabilah.1996. Teori, Metode Penelitian Filologi. UIN Syarif Hidayatullah Publish. Jakarta.
-Kutha,Ratna. 2008. Teknik dan  Metode Penelitian Sastra.


Monday 13 January 2014

Kegunaan Filologi (sebagai ilmu bantu ilmu-ilmu lainnya)

Salam,



Banyaknya informasi yang dapat digali dari naskah-naskah peninggalan masa lampau, menjadikan hasil suntingan teks dari naskah-naskah tersebut penting, maka  filologi  dibutuhkan sebagai ilmu bantu bagi ilmu-ilmu lainnya.
            Menurut Baried (1994 : 26-31), bahwa filologi bertindak sebagai ilmu bantu bagi ilmu-ilmu yang menggunakan naskah lama sebagai objek penelitiannya. Salah satunya yaitu filologi sebagai ilmu bantu sejarah perkembangan agama, hal ini karena naskah-naskah Nusantara banyak mengandung teks-teks keagamaan. Suntingan naskah terutama naskah yang mengandung teks keagamaan akan menjadi bahan penulisan perkembangan agama yang sangat berguna, dan selain sebagai ilmu bantu bagi sejarah perkembangan agama filologi pun bisa digunakan sebagai ilmu bantu lingustik, ilmu sastra, ilmu sejarah, hukum adat, dan filsafat.
Demikian uraian singkat mengenai hal itu, semoga bermanfaat. Wassalam.
Daftar Bacaan:

Baried, Siti Baroroh dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Saturday 28 December 2013

Kedudukan Filologi dalam Ilmu Pengetahuan

Salam,



Filologi merupakan subdisiplin ilmu pengetahuan dari ilmu pengetahuan humaniora, yang menjadi objek materinya adalah manusia dan kebudayaanya, untuk lebih jelasnya tergambar dalam bagan berikut ini:


              Bagan . Kedudukan Ilmu Filologi dalam Ilmu Pengetahuan



Filologi merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan karena telah memenuhi syarat ilmu pengetahuan yaitu: memiliki teori, metodologi, dan paradigma. 
Demikian mengenai uraian singkat mengenai hal tersebut, semoga bermanfaat, wassalam.

Relevansi Studi Filologi

Salam,



Mempelajari naskah klasik memiliki relevansi secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, naskah klasik menyimpan berbagai informasi yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kandungan informasi yang dibawanya seperti sastra, sejarah, pengobatan, adat istiadat, agama, dan sebagainya (Soeratno, 2003). Secara praktis, filologi juga dapat membantu menyediakan bahan-bahan bagi tujuan praktis seperti menyusun gambaran masa lampau untuk kepentingan persatuan, mencari nilai-nilai luhur masa lalu, membangun kebudayaan, mencari inspirasi, dan sebagainya. Adapun tujuan Filologi yaitu berusaha memahami sejauh mungkin kebudayaan masa lalu suatu bangsa melalui hasil sastranya (Baried dkk., 1985:5).
Demikian uraian singkat mengenai relevansi studi filologi, semoga bermanfaat, wassalam.

Daftar Bacaan:


    • Baried, Siti Baroroh dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.  
    • Soeratno, Siti Chamamah. 2003. Filologi Sebagai Pengungkap Orisionalitas dan Transformasi Produk Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.